Pengertianproperti tari adalah instrumen atau alat atau benda yang dipergunakan sebagai media pelengkap dalam pementasan tari agar menambahkan makna dan nilai keindahan dalam gerakan tari yang tengah dipentaskan, serta merupakan unsur yang ada dalam hampir setiap tarian. Penggunaan properti dalam sebuah tarian tentunya harus mempertimbangkan asas guna dan fungsi dari properti karena penggunaannya secara mendasar akan menentukan skill penari dalam menguasai suatu jenis tarian.
SEORANGPENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Jelaskan keunikan yg terdapat pada tari saman! INI JAWABAN TERBAIK 👇 Jawaban yang benar diberikan: Anindia5304 Keunikan dari tari zaman adalah kita dapat melatih kekompakan. karena tari zaman dilakukan oleh banyak penari Jawaban yang benar diberikan: wwinvta 1) Keunikan tari bali terletak pada mata. Dimana para penari Bali memiliki kemampuan []
Jenistarian ini menggunakan pola lantai garis lurus yang berfungsi untuk memperindah tarian, memperjelas tujuan gerakan, serta untuk menonjolkan pemeran utama dalam tarian tersebut. Lihat juga: Keunikan Tari Piring dan Sejarahnya. Pola lantai tari menjadi bagian penting yang harus diketahui oleh para penari.
Jelaskankeunikan tari kecak ! SD. SMP. SMA SBMPTN & UTBK. Produk Ruangguru. Beranda; SMP; Seni; Jelaskan keunikan tari kecak ! AA. Aryanimas A. 11 Januari 2022 17:00. Pertanyaan. Jelaskan keunikan tari kecak ! Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus! 73
Gerakantari lilin asal Melayu, gerakan tari sekapur sirih khas Jambi. 4. Properti Tari. Properti utama yang diguanakan di dalam tari serampang duabelas adalah sepasang sapu tangan berwarna cerah. Properti ini digunakan khususnya pada babak terakhir dari gerakan tarian ini. Sapu tangan pada tari serampang dua belas menyimbolkan kesetiaan.
OYqR. Indonesia dikenal memiliki segudang kesenian tradisional yang menjadi ciri khas masing-masing daerah, salah satunya tari lilin. Sesuai namanya, tarian ini ditampilkan oleh para penari sambil membawa lilin yang dinyalakan di atas piring. Sejarah Tari Lilin Tarian yang berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat ini konon terinspirasi dari kisah seorang gadis yang ditinggal merantau oleh tunangannya. Di masa itu, gadis tersebut kehilangan cincin tunangannya. Sang gadis mencari cincin yang hilang hingga malam hari dengan ditemani lilin sebagai penerang yang diletakan di atas piring. Kegiatan mencari cincin di malam hari oleh sang gadis menciptakan sebuah gerakan gemulai, membungkuk, dan berbagai gerakan indah dan bermakna lainnya yang lambat laut dikenal sebagai tari lilin. Mengutip gerakan tari lilin ini menceritakan sekelompok gadis yang membantu temannya mencari cincin tunangan yang hilang. Fungsi Tari Lilin Awalnya, tarian ini ditampilkan saat acara-acara adat dan kesenian istana. Kemudian, tari lilin muncul dalam berbagai acara seperti festival budaya, kesenian daerah, hingga penyambutan tamu penting. Tari Lilin dilakukan ketika malam hari dan berkaitan dengan cerita rakyat di masa lalu. Ada juga jenis tari Lilin Berpingga Kayu Agung dari Sumatera Selatan. Tari lilin ini terinspirasi dari menyambut malam ke-21 tiap bulan Ramadan. Masyarakat di Sumatera Selatan menyebut tradisi ini Miyah Malaman. Mengutip laman tarian ini berawal dari para pemuda yang datang berkunjung ke teman perempuan mereka. Pemuda ini membawa bungkus lilin dan kembang api. Mereka menyalakan lilin dan kembang api di halaman rumah untuk menyambut tradisi Miyamah. Properti Tari Lilin Properti adalah kelengkapan tari yang dipakai untuk penampilan tarian. Contoh properti yang dipakai untuk menari seperti kipas, selendang, musik, senjata, piring, payung, cawan, sapu tangan dan lainnya. Lilin Tari lilin memakai satu lilin berukuran sedang yang ditaruh dalam piring kecil. Lilin yang menyala ini diletakkan di kedua telapak tangan para penari. Dibutuhkan keseimbangan dan konsentrasi tinggi supaya lilin tetap menyala. Busana Busana yang dikenakan para penari adalah pakaian adat khas Minangkabau. Penari memakai tengkuluak hiasan kepala, baju batabue busana atasan, lambak busana bawah, dan salampang. Aksesoris yang dipakai berupa gelang, kalung, dan cincin. Alat Musik Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tari Lilin merupakan alat musik tradisional Sumatra. Alat musik yang dipakai seperti akordeon, biola, gong, gitar, kenong, gendang, bonang, sampai tok-tok. Jenis Tari Lilin Tari Lilin Siwa Salah satu jenis tari lilin adalah tari Lilin Siwa yang termasuk tarian tradisional dari Palembang, Sumatera Selatan. Tarian ini sudah ada sejak kerajaan Sriwijaya berkuasa di Palembang. Perkembangan agama Hindu membuat tari Lilin Siwa sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa Siwa, dewa tertinggi di agama Hindu. Tari Lilin Siwa dipopulerkan oleh Rozak tahun 1943. Tarian ini termasuk jenis tari yang membawa lilin di piring besar. Penari terdiri dari remaja perempuan minimal 3 orang. Para penari membawa lima buah piring besar dan lima piring kecil. Perbedaan dengan lilin biasa, tari Lilin Siwa hanya menjalankan satu buah lilin. Penari mengambil posisi duduk bersimpuh dan meletakkan tumpukan piring ke lantai. Mereka menata piring yang dibawa dalam satu barisan ke belakang, lalu melangkah mundur. Tari Lilin Bepinggan Tarian tradisional ini berasal dari kota Kayuagung, Sumatera Selatan. Tarian ini berfungsi sebagai hiburan untuk masyarakat setempat. Mengutip dari jurnal “Estetika Tari Lilin Bepinggan pada Masyarakat Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan”, tarian ini dilakukan oleh 3 sampai 9 penari perempuan yang berasal dari sembilan marga. Setiap gerakan tari Lilin Bepinggan memiliki makna sendiri. Tarian ini melambangkan keceriaan untuk menyambut malam Lailatul Qadar. Gerakan tarian terdiri dari gerak ancang-ancang, nginjit menginjit mempersiapkan diri, gerak cakat turun tangan naik turun, dan ngopar pungu mengeparkan tangan. Pola Lantai Tari Lilin Penari perempuan dan laki-laki memegang piring berisi lilin yang menyala di telapak tangan mereka. Penari ini akan memutar piring secara horizontal agar lilin tidak padam. Para penari juga menggerakkan tubuh secara hati-hati. Tarian ini memakai gerakan lurus ke depan dan belakang. Tarian ini terdiri dari gerakan ayunan tangan, gerakan berdoa, meliuk, dan memutar badan. Ada juga gerakan memutar tangan yang dilakukan ketika duduk bersimpuh. Penari membutuhkan keahlian khusus untuk meliuk-liukkan badan dan menjaga lilin tetap menyala. Cara membuat lilin tetap menyala adalah dengan mempertahankan posisi piring tetap datar. Posisi datar ini bisa mengurangi terpaan angin yang dapat memadamkan api lilin.
SiMada Keunikannya yaitu lebih mudah dibentuk, bersifat plastis 8 votes Thanks 11
Tari Lilin – Indonesia masuk dalam golongan negara dengan jumlah tarian yang sangat banyak. Hampir di tiap daerah di Indonesia memiliki jenis tarian berbeda yang bisa melambangkan daerahnya. Salah satu jenis tarian tradisional yang perlu diketahui adalah Tari Lilin dengan segala keunikannya. Tarian ini tentunya menarik untuk diulas dari berbagai aspeknya. Tarian ini memiliki beberapa properti pendukung yang tergolong berbeda dari tarian tradisional lainnya. Selain itu, ada banyak aspek lain yang juga penting untuk dipahami. Mulai dari sejarah, fungsi, hingga pola gerakannya. Semua komponen ini akan dibahas secara mendalam dan menyeluruh. Simak ulasan berikut ini untuk mengetahuinya Asal Tari Lilin Tarian Lilin adalah jenis tari yang berasal dari Sumatera Barat, tepatnya daerah Minangkabau. Secara pengenalan, tarian ini masuk yang paling populer. Selain itu, Tarian Lilin juga sudah menjadi ikon untuk wilayah Sumatera Barat. Hal ini dikarenakan kepopuleran tarian ini yang juga sudah dikombinasikan dengan budaya yang kental. Kearifan lokal yang sangat mendalam juga terasa dalam tarian ini. Unsur gerakan dan aspek pendukung lainnya juga mencerminkan budaya Minangkabau dengan menyeluruh. Hal ini tentunya bisa dijadikan pembeda dengan tarian wilayah lainnya. Dengan demikian, tarian ini sangat layak untuk diapresiasi dan dilestarikan. Baca Juga Tari Mabadong Sejarah Tari Lilin Jika berbicara mengenai sejarah Tarian Lilin, maka ada kisah menarik di dalamnya. Sejarah mencatat, asal mula pembuatan tarian ini adalah karena seorang gadis yang ditinggal oleh tunangannya untuk bekerja. Selama masa tersebut, gadis Minang ini kehilangan cincin yang diberikan saat prosesi pertunangan dilakukan. Setelah itu, ia mencari cincin tersebut hingga malam tiba. Lilin adalah peralatan yang dipakai untuk menerangi pencarian. Selama pencarian tersebut, gadis ini melakukan berbagai gerakan mulia dari membungkuk, hingga gerakan layaknya berdoa. Serangkaian gerakan yang dilakukan juga membuat keselarasan gerakan lainnya muncul. Akhirnya, gerakan ini bisa memunculkan tarian baru yang mulai berkembang. Nama yang disematkan adalah Tarian Lilin, karena properti yang dimanfaatkan adalah lilin. Dengan perkembangan zaman, tarian ini terus berkembang dan mulai dikenal banyak masyarakat. Cerita inilah yang dipercaya oleh masyarakat dalam proses pembentukan tarian ini. Baca Juga Tari Maengket Properti Tari Lilin Sama seperti jenis tarian tradisional lainnya, Tari Lilin juga memiliki properti yang menjadi komponen pendukung di dalamnya. Setiap rangkaian properti yang dibutuhkan tentunya penting untuk dilengkapi. Jika salah satu komponennya kurang, maka tarian ini tidak bisa dikatakan lengkap. Berikut beberapa detail lengkap dari propertinya 1. Lilin Sesuai dengan namanya, tarian ini tentunya akan memanfaatkan lilin dalam keseluruhan tarian yang dilakukan. Oleh sebab itu, properti lilin tidak boleh ketinggalan. Tanpa adanya lilin, maka tarian ini tidak akan bisa diwujudkan. Sedangkan untuk jenis lilinnya sendiri, tidak memiliki ketentuan khusus dan tentunya masuk dalam golongan lilin yang mudah didapat. 2. Piring Selain lilin, dibutuhkan juga yang namanya piring. Pada penerapannya, piring ini berfungsi sebagai tempat lilin dalam tarian. Jadi, penari tidak memegang lilinnya dalam keadaan langsung. Dengan adanya piring sebagai penyangga ini, maka arah gerak lilinnya bisa lebih baik. Penari juga bisa mengendalikan gerakannya sesuai dengan kebutuhan. 3. Kostum Penari Kostum penari juga masuk dalam properti lain yang wajib ada. Penari dalam tarian ini akan memakai jenis pakaian adat yang tentunya selaras dan sepadan. Pakaian adat khas Palembang tentunya akan dikenakan secara menyeluruh oleh penari tanpa ada yang terlewat. Nama dari pakaian ini adalah pakaian gede. 4. Alat Musik Alat musik menjadi komponen terakhir yang wajib ada dalam tarian ini. Dengan adanya alat musik, maka akan ada alunan yang menjadi acuan gerakan dalam tariannya. Konsep musik yang dihasilkan juga akan menyesuaikan dengan tariannya. Tanpa adanya alat musik, maka tarian tidak akan bisa dilakukan karena tidak ada acuan yang bisa dipakai. Baca Juga Tari Maluku Pola Lantai Tari Lilin Pola lantai yang dipakai dalam Tarian Lilin memang tidak terlalu beragam. Secara khusus, jenis pola lantai yang dimanfaatkan adalah pola lurus. Pemakaian pola lantai ini tentunya bukan tanpa alasan. Tarian Lilin masuk golongan tarian yang memakai gerakan lembut di dalamnya. Sehingga, pemakaian pola lurus akan sangat tarian ini memakai pola yang terlalu beragam dengan perpindahan yang atraktif, maka gerakannya akan lebih banyak. Sedangkan, penari diharuskan menjaga keseimbangan agar api pada lilin tidak padam. Alasan inilah yang menjadikan tarian ini memakai jenis pola lantai lurus dalam pertunjukan tariannya. Gerakan Tari Lilin Gerakan yang muncul dalam Tarian Lilin termasuk beragam. Komponen gerakan yang paling menonjol adalah gerakan meliuk-liuk, membungkuk, hingga gerakan layaknya berdoa. Semua gerakan ini akan dimunculkan dalam tarian hingga membuat keselarasan yang indah. Namun, keseimbangan harus tetap dijaga oleh setiap penari. Hal ini penting untuk dilakukan agar lilin yang dipegang bisa terus menyala. Bagi penari, semua gerakan yang ada ini juga harus ditampilkan dengan lemah lembut. Dengan rangkaian gerakan yang ada, maka keselarasan gerakan akan muncul secara menyeluruh dan bisa membuat tarian menjadi lebih menarik. Keunikan Tari Lilin Keunikan Tarian Lilin juga menarik untuk diulas. Komponen keunikan pertama yang penting untuk diketahui ada pada properti yang digunakan. Seperti yang sudah dipahami bersama, tarian yang memakai lilin sebagai komponen utamanya adalah Tarian Lilin ini. Hal ini tentunya bisa dijadikan pembeda dengan tarian tradisional lainnya. Selain keunikan pertama ini, keunikan lain juga muncul pada proses pembentukan dan sejarahnya. Berdasarkan sejarah yang ada, tarian ini muncul dari kisah seorang gadis Minang. Setidaknya cerita inilah yang berkembang dan terus dipercaya oleh berbagai pihak hingga saat ini. Cerita ini tentunya masuk dalam suatu poin unik yang juga tidak mudah ditemukan di tarian lain. Semua ragam keunikan ini tentunya layak untuk diulas dan dipahami. Dengan adanya keunikan ini, maka tiap pihak yang menonton. Tarian Lilin bisa langsung melihat perbedaan yang ada secara menyeluruh. Hal ini tentunya menarik untuk dipahami apalagi bagi yang sedang mendalami tarian ini di berbagai aspeknya. Fungsi Tari Lilin Awalnya, fungsi utama dari Tarian Lilin adalah sebagai media untuk mengungkapkan rasa syukur kepada para dewa. Rasa syukur ini diungkapkan saat masa panen tiba untuk masyarakat di wilayah Minangkabau. Fungsi inilah yang muncul dan terus terjadi secara turun-temurun dan diwariskan oleh leluhur. Namun seiring perkembangan zaman menuju arah modern, tarian ini juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai media hiburan. Saat ini masyarakat sudah bisa menyaksikan tarian ini di berbagai kesempatan berbeda. Jadi, tidak melulu harus menunggu masa panen untuk bisa melihat pertunjukan tarian ini secara menyeluruh. Penutup Tari Lilin Daftar penjabaran tentang Tari Lilin di atas tentunya bisa langsung dipahami. Setiap aspeknya tentu bisa menambah wawasan mengenai tarian ini. Mulai dari sejarah, properti, keunikan, hingga fungsinya sudah dijabarkan secara mendalam dan menyeluruh. Jadi, agar pemahaman mengenai tarian ini bisa menyeluruh pastikan untuk mendalaminya dengan baik. Tari Lilin
safala11 safala11 Lilin Baju Adat Piring Saputangan Berasal dari daerah Sumatera Barat Semoga membantu Jangan lupa di Follow muka jelek bet salah y kak ❌ makasih kak Iklan Iklan wadaw178 wadaw178 Properti yang biasanya digunakan dalam tari lilin ialah1. Baju adat Sumatera barat Padang2. Lilin dan Piring properti utamaSemoga Membantu Terima kasih atas jawaban nya Iklan Iklan
Deskripsi Pengertian dan sejarah Tari Lilin, daerah asal, makna, pola lantai, gerak, dan propertinya. Sebagai warga negara Indonesia, Anda tentu sudah tahu bahwa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam. Salah satu kesenian tari yang populer baik di kalangan masyarakat Indonesia maupun mancanegara yaitu tari Lilin. Tarian ini semakin unik dan khas karena ditarikan dengan menggunakan properti berupa lilin yang menyala. Untuk mengetahui asal usul tarian Lilin beserta pola lantai, gerakan, dan makna yang terkandung di dalamnya, mari simak ulasan berikut ini. Daerah Asal Tari Lilin Tari Lilin merupakan tarian tradisional yang berasal dari provinsi Sumatera Barat. Tarian tradisional ini tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Minangkabau. Pada mulanya, tarian Lilin hanya dipentaskan di lingkungan istana ketika malam hari saja. Sesuai dengan namanya, para penari akan membawa lilin yang diletakkan di dalam piring-piring kecil dalam keadaannya menyala. Para penari harus melakukannya dengan hati-hati untuk menjaga lilin tetap menyala dan piring yang dipegang tidak terjatuh. Makna Tari Lilin Tarian Lilin merupakan tari tradisional yang digelar saat musim panen tiba sebagai wujud ungkapan syukur kepada dewi. Karena dianggap sebagai tarian tradisional adat yang sakral, pementasan tarian Lilin tidak boleh dilakukan secara sembarangan dan tidak ditampilkan setiap saat. Masyarakat Minang juga percaya bahwa tarian mengandung makna cerita seorang gadis yang ditinggal oleh sang tunangan merantau. Suatu hari sang gadis kehilangan cincin pemberian tunangannya. Karena cincinnya hilang saat malam hari, ia kemudian mencarinya menggunakan lilin. Seiring perkembangannya, tarian Lilin ini tidak hanya digelar untuk upacara adat sebagai ucapan syukur, namun sekadar hiburan semata bagi masyarakat Minang. Meski begitu, sebagian masyarakat Minang tetap menggelar tarian Lilin ini ketika musim panen tiba. Sejarah atau Asal-usul Tari Lilin Menurut cerita yang diyakini oleh masyarakat Minang, terciptanya tarian Lilin bermula dari kisah seorang gadis yang ditinggalkan oleh tunangannya merantau. Selama tunangannya pergi merantau, cincin pertunangan sang gadis hilang. Gadis itu lantas mencari cincin tersebut hingga larut malam menggunakan lilin yang diletakkan di atas piring kecil. Gadis tersebut berusaha keras menemukan cincinnya sambil mengitari pekarangan rumah. Sesekali dia akan membungkukkan badan, meliuk-liuk, dan menengadah berdoa. Gerakan-gerakan itulah yang kemudian menjadi sejarah awal terciptanya gerakan tarian Lilin gemulai dan luwes. Dahulunya, tarian Lilin ini hanya digelar pada acara tertentu di lingkungan istana sebagai perwujudan ungkapan syukur atas keberhasilan yang dicapai. Namun seiring berjalannya waktu dan zaman yang terus berkembang, tarian ini tidak hanya ditampilkan dalam upacara adat saja. Tarian ini juga dipentaskan sebagai pertunjukan kesenian yang menghibur untuk menyambut tamu dan menyemarakkan berbagai acara seperti festival budaya. Pola Lantai Tari Dalam pementasannya, tarian Lilin menggunakan pola lantai garis lurus dengan gerakan-gerakan yang untuk dan cenderung lemah lembut, serta gemulai. Tarian ini dibawakan secara berkelompok oleh penari wanita atau gabungan antara penari wanita dan pria secara berpasangan. Pada saat tarian Lilin ini dipentaskan para penari akan memegang piring kecil yang di atasnya sudah ada lilin yang menyala. Penari akan melenggak-lenggokkan badan dan mengayunkan tangan mereka dengan indah mengikuti alunan musik pengiring. Untuk iringan musiknya sendiri, tarian Lilin diiringi dengan alat musik tradisional seperti gendang, kenong, bonang, gong, dan tok-tok. Selain itu, iringan musiknya menggunakan alat musik modern seperti akordion, gitar, saxophone, dan biola untuk memperindah musik iringan. Gerak Tarian Lilin Pada tarian Lilin gerakan yang dominan adalah gerakan-gerakan yang lemah lembut, gemulai, anggun, dan pelan. Gerakan yang gemulai ini tentunya tidak lepas dari nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Gerakan yang lemah lembut dan pelan ini bertujuan agar lilin tidak padam. Berikut ini beberapa gerakan yang dominan dalam tarian Lilin. Gerakan memutar badan Gerakan meliuk-liuk Gerakan mengayunkan tangan Gerakan membungkukkan badan Gerakan seperti orang berdoa Selain ditarikan dalam posisi berdiri, ada pula serangkaian gerakan yang dilakukan dalam posisi duduk sambil melambai-lambaikan tangan. Karena tergolong tarian yang sakral, pementasan tari Lilin tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang. Untuk memperoleh gerakan yang indah dan gemulai, setiap penari diharuskan mengikuti latihan secara terstruktur dan memakan waktu yang terbilang lama. Hal ini dikarenakan setiap gerakan tarian Lilin membutuhkan keseimbangan dan kehati-hatian agar lilin tidak padam dan tidak terjatuh. Dalam melakukan gerakan tarian Lilin ini, para penari membutuhkan keahlian khusus untuk menjaga lilin tetap menyala. Penari harus bisa menjaga dan mempertahankan posisi piring tetap datar untuk menghindari terpaan angin meskipun badan dilenggak-lenggokkan. Meski dominan dengan gerakan yang melambai dan cenderung pelan, gerak tarian Lilin sebenarnya sangat bervariasi, atraktif, dan tidak monoton. Dengan penggunaan lilin yang menyala, gerakan-gerakan yang tercipta dalam tarian ini juga semakin terlihat indah, unik, dan menarik. Properti Penari Lilin Untuk menunjang penampilan agar terlihat menarik dan menonjol, setiap penari menggunakan kostum khusus. Berikut ini kostum dan properti yang digunakan oleh para penari Lilin. 1. Pakaian Gede Pakaian gede merupakan kostum khusus yang dikenakan oleh para penari Lilin, Pakaian gede adalah pakaian adat khas Palembang yang biasanya dikenakan oleh pengantin wanita. Kostum penari Lilin ini terdiri dari busana atas yang disebut baju batabue dan busana bawah yang disebut lambak. Sementara itu, untuk penari Lilin yang lainnya mengenakan dodot atau selendang mantri. Makna yang terkandung dalam kostum penari Lilin ini yaitu gambaran tentang masa kejayaan kerajaan Sriwijaya di Indonesia yang mendapatkan pengaruh dari budaya Cina. 2. Aksesori Pendukung Selain mengenakan kostum khusus yang khas daerah Palembang, para penari Lilin juga menggunakan beberapa aksesori pendukung untuk menunjang penampilan. Aksesori yang dipakai oleh para penari Lilin berupa galang gelang, cincin, dukuah kalung, salampang, dan tengkuluak hiasan kepala. 3. Piring Properti selanjutnya yang harus ada dalam tarian Lilin yaitu piring. Dalam tarian tradisional khas Sumatera Barat ini, piring digunakan untuk meletakkan lilin. Oleh karena itu, piring yang digunakan juga berukuran kecil atau sedang agar sesuai dan pas saat digenggam dengan telapak tangan. Dalam memegang piring, para penari harus menggunakan teknik khusus agar piring yang digenggam tidak mudah jatuh. Cara memegang piring kecil sambil diayun-ayunkan inilah yang membuat tari Lilin terlihat semakin menarik, unik, dan sedap dipandang mata. 4. Lilin Sesuai dengan namanya, tarian ini identik dengan properti lilin. Lilin yang digunakan juga harus dalam keadaan menyala karena sesuai dengan sejarahnya di mana tarian ini dahulunya hanya ditarikan pada malam hari. Keunikan tarian Lilin ini terdapat pada keahlian para penari yang meliuk-liukkan badan sambil membawa piring dan lilin yang menyala tanpa jatuh dan tetap menyala. Para penari juga tidak perlu khawatir terkena lilin yang meleleh karena lelehan lilin akan terkumpul dalam piring-piring kecil. Dari penjelasan mengenai tari Lilin di atas, Anda bisa menjadikannya sebagai referensi yang dapat menambah wawasan tentang budaya tradisional Indonesia. Tarian tradisional yang unik dan khas ini berhasil menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat daerah Sumatera Barat.
jelaskan keunikan penggunaan properti pada tari lilin